Halaman

Jumat, 08 Oktober 2010

Segala Puji Bagi Allah SWT

Pagi ini menjadi begitu indah. Udara terasa segar, cuaca menjadi dingin. Bunga, pohon, rumput yang basah, daun-daun seakan menjadi begitu indah karena disinari matahari pagi. Mereka semua seakan menari-nari karena diterpa angin pagi yang berhembus sepoi dan lembut. Awan tipis memenuhi langit sejauh mata memandang menjadikannya seperti kain kanvas bersih yang siap untuk digoreskan tinta emas menandakan Keagungannya. Pagi ini menjadi indah karena dunia telah disirami oleh air kehidupan malam tadi.


Kamis, 07 Oktober 2010

The Three Musketeer Menguncang Dunia (red-Warkop) !!!

Tertawa aku dan teman-teman malam ini. Tertawa lepas bercampur sakit perut mengingat hal-hal bodoh serta lucu yang telah aku dan teman-teman lakukan semasa kuliah dulu. 2 gelas kopi susu, segelas teh es manis serta 1 kaleng Ponari (Pocari) Sweat menjadi hidangan dalam sedikit obrolan dengan banyak candaan dimalam ini. Bertiga (3) kami melewati malam ini dengan terus bercerita tanpa henti di salah satu (1) warkop (warung kopi) di kawasan Gajah Mada. Warkop yang selalu menjadi tempat persinggahan kami dikala hari telah berganti malam.

Selasa, 05 Oktober 2010

Negara Para Pakar

Kalaulah ada Negara yang paling banyak melahirkan pakar Sosial, Politik dan Hukum tentulah mungkin Indonesia. Dari masyarakat yang hanya lulusan SD sampai lulusan S3 bisa menjadi pakar. Bagaimana tidak, dengan begitu banyaknya kejadian yang terjadi di Negera ini menjadikan setiap masyarakatnya menjadi pakar SOSPOLHUM. Seakan menjadi ahli dari 3 bidang tersebut mereka axis dimulai dari warung kopi, kantor, mall, rumah makan bahkan mungkin dapur (paintri) dengan melulu membicarakan masalah-masalah 3 hal tersebut berikut dengan solusi serta langkah-langkah yang seharusnya diambil. Seakan tidak ada hal lain yang lebih menarik untuk dibahas.

Senin, 04 Oktober 2010

Dia, Malam dan Pikirannya

Malam ini telah pula menjadi dingin, serta juga telah menuju larut. Tidak terdengar sekecil apapun binatang malam sekarang ini. Hanya sayup - sayup terdengar jauh disana suara mesin - mesin yang meraum raum digas paksa oleh si pengendara. Untuk segera sampai rumah guna menghindari diri dari dingin mungkin. Malam yang telah larut serta dingin ini telah memaksa orang - orang untuk segera bersembunyi dalam selimut tebal mereka. 
Terbaring dia disebuah dipan tua namun belumlah reyot. Dengan tangan di kening serta mata terpejam namun belum lagi tertidur. Entah apa yg dia pikirkan namun terlihat sangat menikmati dirinya dalam gaya seperti itu. Bercelana panjang berbahan katun tua berwarna merah serta baju hitam tipis. Hanya 2 itulah yg melekat dibadannya di malam yang dingin ini. Dia tidak merasakan sejuk tidak pula terganggu oleh nyamuk nyamuk yang siap memangsa darah yang mengalir di badannya. Sesekali dia memandang ke langit hitam, dan beberapa detik kemudian terpejam lagi dia. Seperti memikirkan hal yang cukup serius dan mencari jawabannya dalam kegelapan malam. Berharap malam memberitahunya namun apalah daya malam hanya bisa diam tak bergeming.

Kekuatan Sang Angin

Siang ini matahari bersinar dengan teriknya, siap untuk menyengat apa saja yang ada di bumi. Awan - awan bergumpal gumpal di langit biru yg maha luas. Putih padat indah dengan bentuk beraneka ragam. Berjalanan pelan menjelajahi langit mengikuti angin yang berhembus disekitarnya. Entah sampai mana akan berujung perjalanan sang awan - awan tersebut. Hanya mereka yang tau, itu pun kalo mereka tau. Karena mereka tidak kuasa melawan kekuatan sang angin. 
Sungguh didunia ini tidak lah ada yang benar - benar berkuasa atas segala sesuatunya, terkecuali lah DIA Sang Maha Pencipta alam beserta isi isinya. Awan - awan tersebut begitu hebat bisa menumpahkan air kehidupan ke dunia yang kadang menyebabkan banjir besar namun tak kuasa terhadap kekuatan angin. Angin yang tidak nampak oleh mata namun dapat dirasa mampu menggerakkan awan yang perkasa. Angin yg mampu menggerakkan air laut sehingga menyebabkan ombak tinggi yang dapat bergerak ber mil - mil jauhnya. Sungguh kekuatan yang maha dahsyat. Dari manakah sebenarnya kekuatan sang angin tersebut??

Hilangnya Hutan Akibat Kemajuan Jaman

Derum kendaraan terdengar bersahut sahutan. Tanpa henti suara kendaraan terdengar di kota ini. Berbagai jenis dan berbagai bentuk kendaraan - kendaraan itu. Dulu kota ini tidaklah seramai seperti saat ini. Dulu jalanan kota ini masihlah longgar. Dulu jalanan kota ini tidaklah selebar ini. Namun sekarang semua sudah berubah. Jalanan sudah menjadi lebar. Kendaraan sudah semakin banyak. Sekarang jalanan sudah menjadi semakin padat. 
Apakah ini akibat dari kemajuan jaman, ataukah pertanda bahwa masyarakat dikota ini sudah semakin makmur. Atau ada hal lain untuk memberikan alasan yang tepat guna menggambarkan semua kenyataan ini? Jaman memang sudah semakin maju. Jauh maju dari pertama kali aku menginjakkan kakiku untuk pertama kalinya ke kota ini. Dulu kota ini tidaklah seperti sekarang. Dimana sekarang telah banyak berdiri gedung - gedung bertingkat disepanjang jalan di kota ini. Dulu kota ini hanya dipenuhi dengan hutan di kanan kiri jalan.

Menunggu

Dengan ditemani segelas teh es manis malam ini aku duduk disebuah warung kopi kecil tepat disamping jembatan tua disebuah jalan yang ramai. Tak ada yang menemaniku malam ini. Hanya sebungkus rokok lah yang menjadi sahabat karib. Mataku terus melihat lalu lalang kendaraan di jalan yg tepat dihadapan. Tak putus putus kendaraan itu lewat silih berganti. Bukanlah aku duduk sendiri dengan tidak ada arti. Aku duduk disini untuk menanti seseorang yang telah aku tunggu kedatangannya. Aku tidak ada temu janji memang dengannya. Hanya ingin membuat dia terkejut saja dengan keberadaanku.

Pejuang Kehidupan

Kehidupan bagi mereka menjadi begitu keras. Bagaimana tidak, mereka jauh merantau dari tanah kelahiran hanya untuk uang yg hanya beberapa ratus ribu per bulan. Demi uang tersebut mereka rela meninggalkan kampung halaman, keluarga serta teman demi untuk melanjutkan hidup dan mandiri. Umur mereka tidaklah tua. Bahkan dari beberapa kali berbincang dengan mereka taulah aku bahwa mereka masih dalam usia sekolah. Paling tidak sekarang harusnya duduk di bangku SMA. Tapi apa mau dikata, mereka harus melepaskan bangku sekolah untuk mencari uang guna memenuhi kebutuhan di kota ini. Sungguh suatu semangat yg patut ditiru. Tanpa mengenal lelah mereka bekerja siang malam disebuah warung kopi milik seorang tauke cina.
Semburat letih tidak mereka perlihatkan kepada setiap tamu yg datang. Setia melayani apa yg tamu inginkan. Mondar mandir berjalan guna memenuhi pesanan serta mengantar pesanan tamu. Sungguh luar bisa untuk gaji sebesar beberapa ratus ribu sebulan.
Aku pernah merasakan bekerja seperti mereka. Aku pernah merasakan gaji sebesar gaji mereka. Karena itu, aku pun tau apa yg mereka rasakan saat ini. Dimana setiap tetes keringat mereka begitu berharga dan begitu bernilai. Sungguh suatu pekerjaan yang amat sangat terhormat. Meski kadang orang orang yg berduit memandang mereka dengan sebelah mata.tapi bagiku mereka adalah seorang pejuang kehidupan.

Nasib Sang Alam

Sesungguhnya alam telah banyak membantu kehidupan manusia dengan menyediakan berbagai macam kebutuhan manusia. Namun sungguh malang nasib alam kini. Akibat ulah manusia yg tidak bertanggung jawab, rusak lah sang alam. Apa yang tidak diberikan alam ke pada manusia??? Hasil hutan, hasil tambang, buah buahan, air, dll sebagainya. Semua diberikan alam untuk kemaslahatan umat manusia. Namun apa perlakuan yang diberikan manusia terhadap alam?? Exploitasi yg berlebihan tanpa mau memperbaharui, penebangan hutan tanpa mau mereboisasi, pembakaran, dll sebagainya.
Sungguh sangat ironis jika melihat kondisi alam sekarang. Entah anak cucu kita bisa melihat apa tidak alam ini dikemudian hari. Semua terkorbankan hanya demi alasan pembangunan. Pembangunan yg tidak bertanggung jawab. Sangat wajar apabila alam menjadi sangat renta sekarang ini. Sangat wajar apabila alam menjadi sedemikian murka sekarang.


Lorong, Pintu dan Ruangan

Aku berjalan di lorong panjang nan sunyi serta lembab. Di mana lorong tersebut terdapat begitu banyak pintu. Ada beberapa yg terbuka dan lebih banyak yg tertutup. Masing - masing pintu akan menuju ke suatu tempat yg aku tidak tau tempat apa itu. Dan yg lebih teramat aneh, semua pintu tersebut berada disebelah kanan. 
Matahari merambas masuk melalui sinarnya lewat celah celah yg ada. Hanya cahaya itu yg menerangi lorong ini. Berwarna kuning gading cahaya - cahaya tersebut. Indah memang terlihat. Cukuplah menghangatkan lorong kosong tak berpenghuni ini. Aku berjalan pelan menyusuri lorong tersebut. Naluri yg menjadi pemandu jiwa rapuh ini. Dan sampailah aku ke 1 pintu yg selalu saja terbuka lebar tak terkunci. Kenapa naluri membawa kakiku ke tempat ini???apa yg ada dalam pintu ini. Aku hanya bisa bertanya. kubuka pelan pintu ini. Aku takut dengan apa yg ada di dalam setelah ku buka pintu ini. Pelan dan pelan. Suara pintu terbuka berdecit pelan pertanda engselnya telah berkarat. Apakah ada penghuni dalam ruangan di belakang pintu ini??sempat terbesit dalam pikir ku untuk sesaat. Namun ku mantapkan hati dan tekad untuk segera masuk ke dalam karena rasa penasaranku begitu besar. Jantung berdegup kencang di atas normal.