Halaman

Senin, 04 Oktober 2010

Dia, Malam dan Pikirannya

Malam ini telah pula menjadi dingin, serta juga telah menuju larut. Tidak terdengar sekecil apapun binatang malam sekarang ini. Hanya sayup - sayup terdengar jauh disana suara mesin - mesin yang meraum raum digas paksa oleh si pengendara. Untuk segera sampai rumah guna menghindari diri dari dingin mungkin. Malam yang telah larut serta dingin ini telah memaksa orang - orang untuk segera bersembunyi dalam selimut tebal mereka. 
Terbaring dia disebuah dipan tua namun belumlah reyot. Dengan tangan di kening serta mata terpejam namun belum lagi tertidur. Entah apa yg dia pikirkan namun terlihat sangat menikmati dirinya dalam gaya seperti itu. Bercelana panjang berbahan katun tua berwarna merah serta baju hitam tipis. Hanya 2 itulah yg melekat dibadannya di malam yang dingin ini. Dia tidak merasakan sejuk tidak pula terganggu oleh nyamuk nyamuk yang siap memangsa darah yang mengalir di badannya. Sesekali dia memandang ke langit hitam, dan beberapa detik kemudian terpejam lagi dia. Seperti memikirkan hal yang cukup serius dan mencari jawabannya dalam kegelapan malam. Berharap malam memberitahunya namun apalah daya malam hanya bisa diam tak bergeming.

Tak tampak bintang malam ini. Karena memang baru saja selesai hujan yang cukup lebat. Yang menggenangi tanah di sekitarnya. Bergerak bangun dia dari dipan yang tadi menopang berat badannya menuju ke gelas yang berisi teh panas buatan sang ibu. Diseruput pelan teh tersebut dalam diam.  wajahnya menampakkan kenikmatan yg amat sangat. Berpikir dia jikalaulah ada teman dari sang teh panas ini mungkin akan semakin nikmat. Menghembuskan nafas pelan dia dan segera menuju ke dipan dan baring lah dia disana kembali. Kali ini serangan kantuk sudah mulai menghampiri dirinya. Dilawan rasa kantuk tersebut olehnya. Namun apa daya serangan kantuk lebih dahsyat dan tertidurlah dia di malam yang dingin dan larut ini.berselimutkan angin malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentar